Sepertiga Penderita AIDS Kaum Remaja
Permasalahan lain yang dihadapi remaja Indonesia adalah ketakutan terhadap penularan HIV/AIDS. Ketakutan ini bukan dibuat-buat. Karena, kata Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Prof Dr Azrul Azwar, berdasarkan penelitian dunia, sepertiga penderita AIDS adalah kaum remaja yang masa depannya masih cukup panjang. Terlebih hingga saat ini obat-obatan maupun vaksin untuk mencegah HIV/AIDS belum juga ditemukan.
Permasalahan mendasar yang dialami remaja Indonesia, selain masalah pendidikan adalah gencarnya serbuan Napza (Narkotika-Psikotropika-zat Additif lainnya), yang bemuara pada semakin meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di kalangan remaja. “Terutama akibat penggunaan jarum suntik bergantian,” ungkap Prof Dr Azrul Azwar di sela-sela Peringatan Hari Remaja Asia yang jatuh pada 1 Agustus 2002, dan mengambil tema Speak Your Maind (Katakan Maksudmu).
Ditambahkan Azrul, Penyebaran HIV AIDS pada usia muda makin memprihatinkan, karena saat ini diseluruh dunia lebih dari setengah infeksi HIV/AIDS baru terjadi pada usia muda. Di Indonesia juga terjadi kecenderungan yang sama 29,8 % kasus HIV/AIDS pada kelompok umur 20-29 tahun. Karena itu perlu upaya terpadu untuk menghambat laju penyebaran HIV/AIDS, terutama padakaummuda.
Data sampai Desember 2001 menunjukkan, ada 1.978 kasus HIV positif dan 671 kasus AIDS di Indonesia. Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga 80.000-120.000 kasus pada tahun 2010. “Ironisnya, sekitar 30% penderitanya adalah remaja, baik yang ditularkan melalui penyalahgunaan nafza, maupun yang ditularkan dari ibu pengidap HIV/AIDS yang sejak muda telah mengkonsumsi napza kepada bayi-bayi yang dilahirkannya. Bahkan, yang lebih parah lagi hahya sebagian kecil saja dari mereka yang tahu kalau dirinya terinfeksi,” cetus Dirjen Binkesmas.
Saat ini, menurutnya pemerintah sedang berupaya keras melalui kerja sama lintas sektor untuk memperbaiki tingkat kehidupan remaja. Bukan hanya itu, rencana aksi pun telah disusun untuk menunjang upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas remaja Indonesia, terutama sekali membentengi mereka dari serbuan narkoba yang saat ini gencar masuk ke Indonesia.
Salah satu upaya untuk melindungi mereka adalah dengan mengkampanyekan Speak Your Mind (Katakan maksudmu), yaitu berupa piagam yang berisi pesan-pesan remaja Asia terhadap pemerintah, lembaga swadaya masyarakat yang peduli remaja, orang tua dan diri remaja itu sendiri. Piagam yang berisi pesan dari remaja ini juga diserahkan kepada Sekertaris Jenderal PBB Kofi Annan di New York, AS, yang diserahkan oleh dua belas remaja perwakilan dari negara-negara Asia.
Dengan adanya piagam ini Depkes sangat bergembira, karena ada perhatian penuh dari PBB terhadap perkembangan anak dan remaja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. “Sebenarnya sebagian besar dari isi piagam ini sudah dilaksanakan di Indonesia, dengan adanya piagam ini berarti Indonesia tinggal memperkuat komitmennya terhadap pembangunan anak-anak dan remaja, terutama sekali memasuki era pasar bebas 2003 mendatang,” tandas Azrul.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar remaja Indonesia terhindar dari penyakit ini adalah dengan terus menerus melakukan kampanye penanggulangan HIV/AIDS dan salah satunya adalah melalui program Speak Your Mind yang merupakan kerja sama antara MTV, Unicef dan Levis Strous.
Ditambahkan Azrul, permasalahan HIV/AIDS di Indonesia terkait dengan sisi gelap kehidupan bangsa, terutama yang melibatkan anak-anak, seperti eksploitasi pekerja anak, kurangnya informasi edukasi dan life skills education. Selain itu, kenyataan menunjukkan kaum muda di berbagai negara sudah melakukan aktivitas seksual pada umur belasan, namun kurang mendapat informasi sehingga tidak paham cara penularan HIV/AIDS dan bagiamana melindungi dirinya agar tidak terinfeksi. “Pencegahan yang sesuai dengan kondisi budaya lokal menjadi kunci untuk menahan laju penyebaran HIV/AIDS,” tegasnya.
Ditambahkan Azrul, Penyebaran HIV AIDS pada usia muda makin memprihatinkan, karena saat ini diseluruh dunia lebih dari setengah infeksi HIV/AIDS baru terjadi pada usia muda. Di Indonesia juga terjadi kecenderungan yang sama 29,8 % kasus HIV/AIDS pada kelompok umur 20-29 tahun. Karena itu perlu upaya terpadu untuk menghambat laju penyebaran HIV/AIDS, terutama padakaummuda.
Data sampai Desember 2001 menunjukkan, ada 1.978 kasus HIV positif dan 671 kasus AIDS di Indonesia. Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga 80.000-120.000 kasus pada tahun 2010. “Ironisnya, sekitar 30% penderitanya adalah remaja, baik yang ditularkan melalui penyalahgunaan nafza, maupun yang ditularkan dari ibu pengidap HIV/AIDS yang sejak muda telah mengkonsumsi napza kepada bayi-bayi yang dilahirkannya. Bahkan, yang lebih parah lagi hahya sebagian kecil saja dari mereka yang tahu kalau dirinya terinfeksi,” cetus Dirjen Binkesmas.
Saat ini, menurutnya pemerintah sedang berupaya keras melalui kerja sama lintas sektor untuk memperbaiki tingkat kehidupan remaja. Bukan hanya itu, rencana aksi pun telah disusun untuk menunjang upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas remaja Indonesia, terutama sekali membentengi mereka dari serbuan narkoba yang saat ini gencar masuk ke Indonesia.
Salah satu upaya untuk melindungi mereka adalah dengan mengkampanyekan Speak Your Mind (Katakan maksudmu), yaitu berupa piagam yang berisi pesan-pesan remaja Asia terhadap pemerintah, lembaga swadaya masyarakat yang peduli remaja, orang tua dan diri remaja itu sendiri. Piagam yang berisi pesan dari remaja ini juga diserahkan kepada Sekertaris Jenderal PBB Kofi Annan di New York, AS, yang diserahkan oleh dua belas remaja perwakilan dari negara-negara Asia.
Dengan adanya piagam ini Depkes sangat bergembira, karena ada perhatian penuh dari PBB terhadap perkembangan anak dan remaja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. “Sebenarnya sebagian besar dari isi piagam ini sudah dilaksanakan di Indonesia, dengan adanya piagam ini berarti Indonesia tinggal memperkuat komitmennya terhadap pembangunan anak-anak dan remaja, terutama sekali memasuki era pasar bebas 2003 mendatang,” tandas Azrul.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar remaja Indonesia terhindar dari penyakit ini adalah dengan terus menerus melakukan kampanye penanggulangan HIV/AIDS dan salah satunya adalah melalui program Speak Your Mind yang merupakan kerja sama antara MTV, Unicef dan Levis Strous.
Ditambahkan Azrul, permasalahan HIV/AIDS di Indonesia terkait dengan sisi gelap kehidupan bangsa, terutama yang melibatkan anak-anak, seperti eksploitasi pekerja anak, kurangnya informasi edukasi dan life skills education. Selain itu, kenyataan menunjukkan kaum muda di berbagai negara sudah melakukan aktivitas seksual pada umur belasan, namun kurang mendapat informasi sehingga tidak paham cara penularan HIV/AIDS dan bagiamana melindungi dirinya agar tidak terinfeksi. “Pencegahan yang sesuai dengan kondisi budaya lokal menjadi kunci untuk menahan laju penyebaran HIV/AIDS,” tegasnya.
Prihatin
Wakil Indonesia pada penyerahan Piagam Remaja kepada Sekjen PBB Koffi Annan adalah Wibisono Haryo Sebayu, pemenang Speak Your Mind MTV yang merupakan program dari Unicef, sebagai badan dunia yang bergerak dalam permasalahan anak dan remaja di Indonesia.
Menurut Wibisono, apa yang dilakukannya bersama teman-teman dari dua belas negara Asia membuat pesan ini semata-mata untuk mengingatkan pemerintah dan remaja di seluruh dunia agar senantiasa membentengi diri mereka dari serbuan narkoba yang berbuntut pada meningkatnya angka kejadian HIV/AIDS.
“Saya sama sekali tidak menyangka kalau dari sekian banyak remaja di Indonesia, bisa terpilih mewakili Indonesia untuk menyampaikan pesan-pesan dari remaja Asia kepada PBB, untuk itu saya sangat bersyukur. Dengan terpilihnya saya mewakili remaja Indonesia, tugas yang akan saya emban juga akan semakin berat, mengingat tantangan ke depan yang dihadapi remaja Indonesia, terutama dari serbuan narkoba,” kata Wibisono.
Sepuluh strategi telah direkomendasikan, berupa mengakhiri stigma, penyediaan informasi, pembekalan pengetahuan hidup (life skill), tersedianya akses pelayanan kesehatan, memacu pemeriksaan HIV/AIDS yang konfidensial dan disertai konseling, meningkatkan partisiapsi kaum muda, berinteraksi dengan remaja yang terinfeksi HIV/AIDS, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, menjangkau remaja yang berisiko, serta memperkuat kerja sama. –(RIS)
Wakil Indonesia pada penyerahan Piagam Remaja kepada Sekjen PBB Koffi Annan adalah Wibisono Haryo Sebayu, pemenang Speak Your Mind MTV yang merupakan program dari Unicef, sebagai badan dunia yang bergerak dalam permasalahan anak dan remaja di Indonesia.
Menurut Wibisono, apa yang dilakukannya bersama teman-teman dari dua belas negara Asia membuat pesan ini semata-mata untuk mengingatkan pemerintah dan remaja di seluruh dunia agar senantiasa membentengi diri mereka dari serbuan narkoba yang berbuntut pada meningkatnya angka kejadian HIV/AIDS.
“Saya sama sekali tidak menyangka kalau dari sekian banyak remaja di Indonesia, bisa terpilih mewakili Indonesia untuk menyampaikan pesan-pesan dari remaja Asia kepada PBB, untuk itu saya sangat bersyukur. Dengan terpilihnya saya mewakili remaja Indonesia, tugas yang akan saya emban juga akan semakin berat, mengingat tantangan ke depan yang dihadapi remaja Indonesia, terutama dari serbuan narkoba,” kata Wibisono.
Sepuluh strategi telah direkomendasikan, berupa mengakhiri stigma, penyediaan informasi, pembekalan pengetahuan hidup (life skill), tersedianya akses pelayanan kesehatan, memacu pemeriksaan HIV/AIDS yang konfidensial dan disertai konseling, meningkatkan partisiapsi kaum muda, berinteraksi dengan remaja yang terinfeksi HIV/AIDS, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, menjangkau remaja yang berisiko, serta memperkuat kerja sama. –(RIS)
No comments:
Post a Comment